ads
Image Not Found
ads

Gorontalo Kekurangan Dokter Hewan

Image
==Suasana Rakor yang berlangsung kemarin==
 ==Suasana Rakor yang berlangsung kemarin==

==Suasana Rakor yang berlangsung kemarin==

GORONTALO (RADAR) – Untuk pencegahan, pengendalian dan pemberantasan Penyakit Hewan Menular (PHM) strategis yang mendapatkan prioritas daerahmaupun yag sifatnya endemis, sporadis dan zoonosis, menjadi tugas pemerintah provinsi bersama kabupaten/kota, yang dilakukan secara terkoordinasi dan terorganisir. Hal ini mengingat pada awal tahun 2016 ini , PHM stategis meningkat dengan adanya kejadian kasus penyakit bruchelosis di Bone Bolango dan antrax di Kabupaten Gorontalo.

“Karena situasi terkini, kejadian kasus dan langkah langkah kebijakan baru harus segara dibahas bersama, agar upaya pencehagan, pengendalian dan pemberantasan PHM dalam bentuk langkah langkah straegis, dapat segera diaplikasikan dilapangan,” kata Plh Kadis Peternakan dan Perkebunan Provinsi Gorontalo, Agustina Kilapong, saat membuka Rakor PHM tahun 2016, Jumat (29/4) di grand city hotel.

Dikatakan, Rakor seperti ini harus sering dilakukan terlebih lagi saat ini hampir setiap hari setiap jam, masyarakat terus menanyakan tentang perkembangan penanganan kasus antrax di Gorontalo. Agustina juga mengakui bahwa saat ini Provinsi Gorontalo kekurangan dokter hewan, dimana peran dokter hewan dalam penanganan kasus seperti ini sangatlah penting, karena hanya dokter hewanlah yang berhak memeriksa kondisi hewan ternak yang sakit.

Dimana untuk saat ini sudah ada kurang lebih 16 orang yang suspect terkena virus antrax, sehingga diperlukan penanganan cepat untuk pencegahan. “Yang diharapkan saat ini adalah kerjasama yang baik dari masyarakat, khususnya pemilik ternak sapi dan kerbau, jika terdapat tanda tanda sapinya sakit, maka diharapkan segera melapor ke instansi terkait untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, agar tidak terjadi seperti yang kemarin kemarin,” himbau Agustina.

Selain antrax dan brucehlosis, penyakit yang juga sering mewabah di Gorontalo, adalah rabies. “Ini juga perlu kita waspadai, jangan sampai kita hanya sibuk dengan antrax dan bruchelosis, dan melupakan pencegahan rabies. Saya berharap, kabupaten/kota yang hadir pada rakor ini, bisa memberikan masukan masukan tentang apa dan bagaimana kondisi dilapangan saat ini, serta bagaimana untuk pengendalian penyakit zoonosis ini,” tegasnya. (RG-25)

TINGGALKAN KOMENTAR

Tinggalkan Balasan