ads
Image Not Found
ads
  • Home
  • Gorontalo
  • Terinveksi Bakteri Antraks, DKPP Musnakan Sapi Warga

Terinveksi Bakteri Antraks, DKPP Musnakan Sapi Warga

Image
Kepala Dinas Peternakan Haris Tome saat melakukan pembakaran sapi terinveksi bakteri antraks di desa Pilohayanga Barat Kecamatan Telaga, Minggu kemarin
A
A
Kepala Dinas Peternakan Haris Tome saat melakukan pembakaran sapi terinveksi bakteri antraks di desa Pilohayanga Barat Kecamatan Telaga, Minggu kemarin
Kepala Dinas Peternakan Haris Tome saat melakukan pembakaran sapi terinveksi bakteri antraks di desa Pilohayanga Barat Kecamatan Telaga, Minggu kemarin

LIMBOTO (RADAR)– Hingga saat ini Dinas Keluatan, Perikanan dan Peternakan Kabgor (DKPP) telah memusnakan 8 ekor sapi dari 9 ekor yang terinveksi bakteri antraks.  Dan pada Minggu (1/5) kemarin, Dinas pimpinan Haris Tome kembali memusnakan dengan cara membakar 1 ekor sapi yang terinveksi bakteri antraks di Desa Pilohayanga Barat.

Kepala Dinas KKP, Haris Tome yang memimpin pemusnahan sapi ini menyampaikan bahwa gerak cepat dengan membakar sapi ini tidak lain untuk meminimalisir bakteri antraks (Bacillus anthracis), sehingga penyebaranya tidak meluas. Selain itu juga, sapi yang sudah terinveksi ini juga tidak dijual oleh pemilik sapi dan dagingnya dikonsumsi masyarakat, dan jika ini dipotong dan dijual maka maka penyebarannya semakin dan meluas dan tertular kepada manusia. Sehingga sapi yang positif ini harus dimusnakan, bebernya.

Dia menambahkan bahwa sejak Maret lalu, sudah ada 54 ekor sapi mati mendadak karena terserang penyakit antraks. “Sapi-sapi warga yang terserang bakteri bacillus anthracis di berbagai desa, umumnya mengalami gejala luka pada kulit, muntah, hingga telinga mengeluarkan darah.

Alhamdulillah ada kesadaran peternak melaporkan ke dinas perternakan setempat, ungkap Haris usai melakukan pemusnahan kemarin. Dan petugas dinas peternakan hingga dengan hari ini terus mengintensifkan upaya pencegahan dengan melakukan pengobatan terbatas terutama di lokasi peternak yang sudah positif antraks,” tambah dia.

Selain itu sampel daging juga sudah dikirim ke Balitbang Maros untuk diteliti. Agar tidak semakin banyak sapi yang tertular penyakit mematikan ini, dinas peternakan gencar melakukan vaksinasi ke sejumlah titik peternakan di Kabgor, tukas alumnus Fakultas Teknik ITS ini. (RG-31)

TINGGALKAN KOMENTAR

Tinggalkan Balasan

ads
ads