RadarGorontalo.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Kebangsaan (KKNK) 2017 desa Molamahu kembali menghadirkan solusi inovatif dengan menciptakan sumber energi alternatif ramah lingkungan berbahan dasar limbah tempurung kelapa. “ini masuk dalam program kelompok yakni pelatihan ekonomi kreatif.” ujar Dea Nadhila, mahasiswa KKNK dari Universitas Malikussaleh. Melihat banyaknya limbah tempurung kelapa di desa Molamahu membuat mahasiswa KKNK berinovasi dengan merubahnya menjadi bahan bakar energi terbarukan atau briket tempurung kelapa.
Briket tempurung kelapa ini punya nilai ekonomis yang tinggi dengan harapan dapat menjadi suatu upaya agar limbah dari kelapa dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga masyarakat tidak lagi bergantung pada kayu bakar, minyak tanah dan gas elpiji. Briket bisa menjadi sumber energi alternatif ramah lingkungan yang bisa dilihat dari superkarbon yang lebih mudah dinyalakan meskipun dalam keadaan basah, menghasilkan nyala api yang bagus dan tidak akan menjadi abu yang membahayakan kesehatan. “briket mampu menjawab permasalahan sumber energi alternatif baik dari segi penggunaan maupun biaya.” jelas Muhammad Syaiful Fadly, mahasiswa KKNK dari Universitas Tadulako.
Keunggulan lain dari briket karena tidak mengandung bahan kimia belerang dan gas kokas. Selain itu, temperaturnya tinggi atau lebih panas dari arang kayu dan tidak mengotori alat masak, serta masakan tetapi alami dan beraroma serta higienis dan aman dikonsumsi. Selain efisiensi penggunaan limbah, inovasi ini mampu mengurangi jumlah sampah tempurung kelapa. Kepala Dusun I desa Molamahu, Ekselsius Aboka menyampaikan bahwa mengingat besarnya potensi yang ada, maka sepantasnya briket harus dimanfaatkan dengan baik. “produksi briket tempurung kelapa dapat meningkatkan penghasilan para petani kelapa.” tuturnya. (RG-46)
Tinggalkan Balasan