ads
Image Not Found
ads
  • Home
  • rgol.id
  • Ruten: Mansir Itu Siapa?, Nanti Harus Dikecam. Di politik Itu Biasa

Ruten: Mansir Itu Siapa?, Nanti Harus Dikecam. Di politik Itu Biasa

A
A

RGOL. ID. GORONTALO – Kecaman yang lahir dari beberapa asosiasi untuk Mansir Mudeng, oleh Ruten Tryanto Tuli hal itu seharusnya tidak harus terlalu dibesar-besarkan.

” Ya, apalagi saya baca hingga ada beberapa organisasi apa itu sampai mengecam. Padahal tak perlu harus begitu. Karena siapa sih seorang mansir. Ia itu hanya orang biasa, bukan seorang pejabat atau apalah, ” Tukas Ruten.

Sebenarnya pula kalau saya melihat, komentar yang dilayangkan Mansir itu berangkat dari sebuah obrolan dalam Media sosial. Dan seperti biasa yang namanya Medsos itu adalah ruang umum yang siapa saja bisa melihat atau memberikan komentar. ” Yah.. Katakanlah ada reaksi karena aksi. ” Ujar Ruten mengamati.

Selebihnya pula yang dibahas disana adalah sebuah keputusan hukum oleh sebuah lembaga, dalam hal ini KPU, yang seharusnya kita semua pantasnya menghormati itu.

” Toh juga argumentasi apapun itu, Bawaslu pun menolaknya. Terkait aduan materi pihak lain, yang menganggap sekiranya keputusan KPU keliru. Buktinya kan ditolak juga, ” Ujar Ruten.

Bagi Ruten pula seharusnya kalau kita mengerti, apapun bentuk sebuah proses hukum, janganlah kita beropini di medsos, ” Ya, bahkan ada sebuah analogi kan disana, yang katanya ‘ Ibarat orang sakit apa diberi obat apa,’.

Coba seandainya pemikiran Ruten, itu semua ditahan dulu dalam berkomentar di medsos. Sebab sebuah perjalanan kasus belum tuntas, Harus diuji dulu apakah ini diproses Bawaslu atau tidak. ” Nah ini kan tertolak. Kalau begini berati apa yang dilakukan KPU sudah benar. Dan analogi perumpamaan ‘ Minum Obat, ‘ jadi salah kan, ” Ujar Ruten.

Mungkin pula yang disebutkan Mansir dalam medsos itu bukan menyinggung keilmuwannya. Namun lebih kepada sebuha analogi bahasa sakit minum Obat, hingga mengomentari kasus yang belum selesai. Seharusnya juga kita tak boleh harus segera menyimpulkan yang belum kelar. Dan pada akhirnya komentar dan kesimpulannya salah.

Bagi Ruten hal ini tidak harus terlalu dibesar-besarkan. Dengan mengecam dsb. Sebab dalam hangatnya Pilkada, berbeda pandangan dalam politik itu biasa. ” Perlu diingat, ini hanya berjalan 2 bulan lebih, setelah itu semua kita berteman lagi, berkawan lagi. Maka tidak harus seperti itu, biasa itu kalau dipolitik. Aaaa….cuma 2 bulan ini, ” Ujarnya.

Dan lagian kata Ruten, apa kehebatan Mansir itu sebenarnya tidak ada. Beliau bereaksi karena membela jagoannya, sama dengan kita semua, kalau sudah punya sikap politik, pasti akan saling membela habis-habisan. Maka sekali lagi ini biasa dalam politik. Setelah Pilkada ini usai, kita akan bersama lagi. (Q)

TINGGALKAN KOMENTAR

Tinggalkan Balasan

ads
ads