Reporter : RAGORO
RGOL.ID (GORONTALO) – Kata Rusli Habibie, tinggal ada dua persyaratan yang harus dipenuhi seorang Cagub, di luar restu Allah SWT, maka dibutuhkan hasil survey yang bagus dan isi tas. Apa yang diucapkan mantan Gubernur dan Bupati itu, memang tak terbantahkan bila melihat apa yang terjadi di Pileg baru baru ini, urusan kualitas dan elektabilitas sudah tak terpakai, sebab yang diukur adalah isi tas.
Tetapi Adhan Dambea masih sangat yakin ada perbedaan antara Pileg dan Pilkada. Kalau di Pileg dia mengakui adalah pertarungan isi tas. Seorang Caleg harus punya tali panjang, Memang di Pilkada juga butuh dana, tetapi pertarungan gagasan, ide dan isi kepala juga masih sangat menentukan.
Ada juga yang mengatakan perbedaan di Pileg dan Pilkada, kalau di Pileg perang isu tidak terlalu dalam, tetapi di Pilkada akan sangat keras, semua luka lama akan muncul, jadi mental harus dipersiapkan, karena tak ada yang tersembunyi di Pilkada, black Campaign akan meledak dimana mana.
Dari dua kali pertarungannya di Pilwako, mulai 2013 dimana dia dicoret namun dari hasil Pilwako pada saat itu Adhan ternyata masih menang, karena warga masih tetap mencoblos namanya yang ada di kertas suara, demikian pula pada Pilwako 2019, Adhan menjadi penenang kedua setelah Marten sebagai petahana.
Sekarang tidak ada petahana, karena itu banyak pengamat sangat menjagokan Adhan, karena mulai dari rakyat kebanyakan sampai kalangan Profesor banyak yang memberikan dukungan pada Adhan karena mereka meyakini kalau Kota Gotontalo butuh pemimpin seperti Adhan, pemberani tegas dan sangat peduli.
Selain itu, hubungan Rusli dan Adhan sekarang ini sudah membaik, artinya mereka tidak akan berhadap-hadapan lagi di Pilwako, selain punya kekuatan politik yang kuat, Rusli juga mau habis-habisan menghabisi lawannya.
Sekadar catatan permusuhan Adhan Rusli Dimulai dari Pilgub, ketika itu Adhan membela Gusnar Ismail, pada Pilgub berikutnya Adhan berpasangan dengan Zainudin Hasan melawan Rusli Habibie-Idris Rahim.
Lalu bagaimana dengan dana, ini bukan soal banyak atau tidak, tetapi soal berani dan terukur. Artinya selain nekat baku abis dan harus pandai membelanjakannya. Kata orang Gorontalo harus buang di tempat yang tantu.
Sejak itu hubungan RH – AD terus memanas sampai puluhan tahun, dan baru pada bulan Ramadhan ini keduanya sudah bertegur sapa .
Tinggalkan Balasan