Reporter : RAGORO
RGOL.ID (KOTA GORONTALO) – Sebelum mendaftar di KPU, Marten Taha sudah diundang oleh DPD I Golkar untuk dimintai klarifikasinya terkait pencalonannya sebagai Wagub yang berpasangan dengan Tonny Uloli lewat partai Nasdem PKS dan PKB. Dalam pertemuan itu, Marten membenarkan kalau dia akan maju di Pilgub.
Sekretaris Partai Golkar, Paris Jusuf yang dihubungi sore tadi membenarkan kalau DPD I sudah mengundang Ketua DPD II Golkar itu, dan dari klarifikasi itu, Marten Taha sudah menyampaikan semuanya dengan jelas, dan sebagai kader Golkar, yang bersangkutan sudah tahu persis aturan yang ada di Partai Golkar. ” Pak Marten sudah tau sanksi yang akan dijatuhkan partai makanya beliu sudah siap meberimanya,” Katanya.
Menurut Paris lagi, besok sore DPD I akan gelar rapat pleno untuk memberitakan Marten Taha dari jabatannya sebagai Ketua DPD II Golkar sekaligus menunjuk Plt Ketua DPD II Golkar Kota Gorontalo.
Ditanya siapa yang akan jadi Plt. Ketua Golkar Kota, Paris belum bersedia menyebut nama, karena belum ada hasil Pleno memang ada beberapa nama, dua dari DPD II Golkar Kota Gorontalo dan satu dari DPD I Golkar.
Sementara itu bocoran dari sejumlah tokoh Golkar yang hadir pada rapat pembentukan Tim Pemenangan pasangan GAS Jum’at malam ada 3 nama yang mereka sebut calon Plt Ketua Golkar Kota.
Ketiga nama itu adalah, Meyke Camaru, Hardi Sidiki dan Fikram Salilama, tetapi dia sangat yakin kalau Fikram yang akan ditunjuk sebagai Plt Ketua Golkar, bahkan Fikram ini memang dipersiapkan maju di Musda Golkar Kota 2025 mendatang.
Sekadar catatan, sebelum bergabung dengan Golkar, Fikram adalah Ketua DPC PPP Kota Gorontalo, dia dipecat partainya karena mendukung Adhan Dambea di Pilwako 2008, meski dipecat partainya, Fikram tetap tidak bisa direcal, bahkan dia jadi Ketua Dekot menggantikan Adhan yang sudah jadi Wilalikota, dan ketika itu Adhan benar benar membela Fikram, bayangkan bagaimana mungkin kader PPP yang duduk jadi Ketua Dekot, tetapi itulah Adhan, dia adalah sahabat yang baik tetapi juga musuh yang berbahaya.
Sejak 2008 itu Fikram hengkang ke Partai Golkar dan pada Pileg 2009 Fikram maju di Deprov dengan partai Golkar. Memang karir politik Fikram sempat pasang surut, dia pernah tidak terpilih namun akhirnya bisa juga ke Deprov sebagai PAW dan setelah dia terus terpilih dari Pileg ke Pileg.
Tinggalkan Balasan