GORONTALO (RadarGorontalo.com) – Rabu (25/5), hampir seharian listrik padam. Dimulai dari pukul 14.00 Wita dan nanti nyala kembali sekitar pukul 21.15 Wita. Parahnya, dengan pemadaman mendadak seperti itu, tak ada klarifikasi yang diberikan PLN Gorontalo. Call centernya saja, tak ada yang bisa dihubungi.
Anto Hasan merupakan warga Tapa mengaku kesal. Kalau cuma soal pemadaman mendadak, mungkin sudah biasa, tapi yang bikin naik pitam, pemadamannya sampai malam hari. Dirinya pun menuding, PLN banyak tebar janji manis, tapi tak ada realisasi. “Torang pekira ini lampu so nda momati-mati dengan adanya bantuan alat yang diturunkan ke Gorontalo, tetapi nyatanya bomati-mati,” tegasnya.
Tak hanya itu, yang membuat Anto makin kesal, saat dirinya coba mendapatkan jawaban dari PLN, lewat call centernya, tak ada yang tersambung. Sepertinya ada kesan menghindari komplain. “ini kan tidak profesional namanya,” ungkapnya. Tak hanya Anto, saat Radar Gorontalo mencoba mendapatkan klarifikasi ke PLN via selular, baik lewat humasnya maupun lewat Manager PLN Cabang Gorontalo Putu Eka Astawa, tak ada jawaban.
Konfirmasi nanti didapat dari halaman resmi PLN Suluttenggo di Facebook. Lewat realesenya, mereka menjelaskan, sekitar pukul 14.15 WITA, pasokan listrik pada sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo yang terhubung dalam satu interkoneksi transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi 150.000 volt (SUTT-150 kV) mengalami kendala berupa padam secara menyeluruh di 3 sub sistem, yaitu : Minahasa, Kotamobagu dan Gorontalo.
Sehubungan Gangguan Transmisi 150 kV ini, menyebabkan sejumlah pembangkit besar yang ada mengalami padam dan lepas sinkron dari sistem. Hal ini yang menyebabkan Pasokan Suplai Listrik di Sistem Interkoneksi Sulawesi Utara – Gorontalo terkendala (padam). PLN Suluttenggo memohon maaf kepada seluruh pelanggan dan masyarakat atas ketidaknyamanan yang saat ini tengah terjadi dan harus dialami pelanggan. Mohon kesabaran dan juga dukungannya agar upaya pemulihan suplai listrik dapat berjalan secepatnya. Untuk pemulihan tahap awal, sistem Minahasa, Kotamobagu dan Gorontalo beroperasi secara terpisah (isolated), sehingga banyak penyulang yang mengalami padam. (rg-54)