BJ Habibie : Saya Orang Kabila

PRESIDEN Republik Indonesia ke-3, Prof. Baharudin Jusuf Habibie berbincang bersama Bupati Hamim Pou di kediaman pribadi BJ. Habibie di Jakarta, senin (4/9)

RadarGorontalo.com, JAKARTA – “Kenyataan nenek moyang saya disitu (Gorontalo). Ayah saya lahirnya di Gorontalo, saya lahir di Pare-Pare, tapi asli saya orang Kabila,” tegas Prof. BJ Habibie dihadapan rombongan pemerintah Provinsi Gorontalo dan 22 petinggi UNG yang dipimpin langsung oleh Gubernur Rusli Habibie dan Rektor UNG Syamsu Qomar Badu, ketika beraudiens dengan BJ Habibie di kediamannya Jalan Patra Kuningan, Jakarta, terkait permohonan penggunaan nama beliau menjadi nama perguruan tinggi di Gorontalo, Senin (4/9).

Pada kesempatan tersebut, BJ Habibie juga sedikit mengklarifikasi penggunaan baju adat Bugis baru-baru ini. Menurutnya banyak yang bertanya kenapa bukan baju adat Gorontalo. “Semua orang bahkan dunia tahu bahwa pak Habibie itu orang Gorontalo-Bugis. Kalau soal pakaian adat Bugis, karena saya tak punya baju adat Gorontalo. Baju adat Gorontalo ada, tapi sewaktu saya masih kecil (sunatan), dan kebetulan pak Jusuf Kalla datang ke saya agar dunia tahu ternyata ada juga Presiden dari luar Jawa,” ceritanya mengklarifikasi.

Sebagai orang Gorontalo, Prof BJ Habibie sangat bersyukur karena banyak tokoh-tokoh hebat seperti HB Jasin, JS Badudu, Jhon Aryo Katili adalah orang Gorontalo. “Kalau Manado ada Samratulangi, maka Gorontalo ada mantan Presiden ke 3 yang berani memperjuangkan kebebasan menuju peradaban Indonesia seutuhnya melalui sumberdaya manusia terbarukan,” ungkapnya. Penegasan ini disampaikan BJ Habibie, sebagai bentuk keseriusan dan syukurnya atas penghormatan rakyat Gorontalo terhadapnya. “Kalau ini sudah jadi, maka saya akan mengundang Universitas luar negeri, dan saya sudah siapkan konsepnya dan saya akan bicarakan dengan mereka nanti UNG yang mengundang mereka pada peresmian nanti,” kata BJ Habibie.

Bahkan BJ Habibie berjanji kalau namannya telah jadi nama perguruan tinggi di Gorontalo, dia akan menghubungi Kedutaan Jerman, Inggris, Francis, Belanda, bahkan Kedutaan Amerika Serikat guna membicarakan kerjasama perguruan tinggi yang ada di Gorontalo dengan perguruan tinggi di eropa.  Sebab menurut pengakuan Rektor UNG Syamsu Qomar Badu lewat pemaparannya pada awal pertemuan dengan BJ Habibie, kemarin, UNG selama ini telah menjalin kerjasama internasional, tapi baru dengan perguruan tinggi di nagara-negara Asia, seperti Jepang, China dan Thailand. Sehingga Rektor sangat berharap dengan pergantian nama UNG menjadi perguruan tinggi BJ Habibe ini menjadi pendongkrat kerjasama perguruan tinggi di eropa.

Selain itu BJ Habibie memberi penguatan jika UNG telah menjadi PT BJ Habibie maka sebaiknya membuka fakultas pembudayaan dan pendidikan dan menjadi unggulan di benua maritim. “Nanti saya buat pusatnya di Bandung, dan nanti kita kerjasamakan,” tawar bapak teknologi dunia itu.  BJ Habibie juga telah menghibahkan tanah miliknya seluas 4 hektar di Bandung yang nantinya menjadi pusat pendidikan Islam untuk pengembangan sumber daya manusia terbaharukan, berbudaya dan memiliki konsep yang baik untuk masa depan bangsa ini. “Jangan mengandalkan sumber daya alam, sumber daya manusia terbaharukan hatus dipreteli,” tambahnya.

Kedepan jika nama saya sudah menjadi nama perguruan tinggi di sana, setiap mahasiswa masuk harus dapat doktrinasi konsep yang kuat. Sehingga tiap mahasiswa harus mandiri di masa yang akan datang. Terakhir untuk rakyat Gorontalo, BJ Habibie mengucapkan salam hormatnya. “Kepada pak gub yang saya hormati dan saya sayangi. Salam saya juga kepada rakyat Gorontalo dan pesan saya kepada mahasiswa agar lebih mengembangkan kualitas diri lebih dari kakek Habibie yaa,” tutupnya.

Sementara itu, Gubernur Rusli Habibie lewat pengantarnya mengungkapkan bahwa setiap tahun perguruan-perguruan tinggi di Gorontalo banyak mululuskan sarjana, tapi banyaknya para lulusan tersebut tidak seimbang dengan ketersediaan pasar. Sehingga kedepan harus ada unggulan disetiap perguruan tinggi. Sebagai contoh pak Habibie waktu kuliah suka pesawat, maka beliau harus ke Jerman. Contoh juga Akademi Teknik Mesin atau ATMIL Solo, dimana mereka masih kuliah ternyata sudah di booking perusahaan-perusahaan besar bahkan sampai perusahaan luar negeri. “Sehingga termasuk di UNG kedepan harus ada fakultas unggulan,” saran Gubernur Rusli Habibie.

Audiens kemarin diawali dengan kata pengantar gubernur, dilanjutkan dengan pemaparan perkembangan UNG dari masa ke masa. Visi 2035 penekanannya pengembangan perguruan tinggi sehingga butuh lompatan luar biasa dan butuh energi luar biasa pula. Pada pemaparan perkembangan UNG dari masa ke masa tersebut, Prof. BJ Habibie sangat terkesan dengan jejak perkembangan UNG. (rg-50)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.