202 Sak beras sejahtera (Rastra) rusak yang masih di tampung di Kantor Desa Bongomeme.

RadarGorontalo.com – Kasus temuan beras berkutu dan amis, di Desa Bongomeme Kecamatan Dungaliyo, membuat Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo bereaksi keras, dan mendesa Bulog segera menggantinya. Bulog sendiri mengakui kesalahan itu, dan kejadian ini bukan saja di terjadi di Kabupaten Gorontalo tapi juga di Pohuwato.

Usai melihat pemberitaan Radar Gorontalo terbitan Rabu (31/5), di hari yang sama juga Bupati Nelson langsung mengundang pihak terkait, yakni Bulog dan Ekbang, untuk mendapatkan penjelasan itu. “Saya merasa bersyukur dengan pemberitaan media, karena saya juga baru tahu kalau ada beras raskin yang tidak layak konsumsi dan saya sudah tegaskan kepada pihak bulog agar segera menggantikannya”, tegas Nelson.

Ditempat terpisah, Armin Bandjar dari Bulog Gorontalo saat dikonfirmasi terkait temuan beras busuk yang dibagikan kepada warga miskin, mengakui memang ada keterlambatan dari pusat karena menunggu validasi dari kabupaten/kota. Alhasil, beras yang sedianya disalurkan tiap bulan itu, mangkir di gudang selama 6 bulan lamanya.

Memang kata Armin, pihaknya menerapkan prosedur pemeriksaan sebelum beras-beras itu disalurkan, dan mendapati beberapa karung beras yang rusak. Tapi, ternyata masih ada juga beras yang rusak lolos dalam pendistribusian.

Armin pun tidak mengelak. Jika harus disalahkan, maka pihaknya siap menerima konsekuensi itu. Namun, Armin juga meminta kesempatan untuk bisa memperbaiki kesalahan tersebut, dengan cara mengganti beras yang rusak dengan beras yang layak. “Kami juga berharap kepada Aparat desa maupun kecamatan agar kiranya ketika mendapati beras yang rusak dan tidak layak konsumsi segera dilaporkan kepada kami karena itu adalah tanggung jawab kami sepenuhnya untuk mengganti dengan beras yang layak konsumsi”, pungkasnya.

Sebelumnya, sebanyak 5.670 ton beras sejahtera (Rastra) atau lebih dikenal dengan sebutan beras miskin alias raskin, ditemukan di Desa Bongomeme Kecamatan Dungaliyo. Parahnya, beras tersebut disalurkan saat malam pertama sahur, Jumat 26 Mei. Beras yang sudah berjamur, berkutu dan bau amis itu, akhirnya dengan berat hati dikembalikan warga ke kantor desa.

Sejatinya, beras tersebut adalah jatah untuk bulan Januari dan Februari untuk 357 Kepala Keluarga (KK). . Namun, baru disalurkan bulan Mei. Sayang, tidak ada alasan jelas, soal keterlambatan penyaluran dari Bulog itu. Hal itu seperti pengakuan Kepala Desa Bongomeme Yurita Ali. Harusnya, bantuan itu disalurkan setiap awal bulan, namun khusus Januari – Februari ada keterlambatan dari Bulog, dan baru disalurkan Jumat (26/05).

Diakui Yurita, sudah 170 sak yang disalurkan, tapi karena kondisi beras itu rusak, masyarakat pun mengembalikanya untuk ditukar dengan beras yang kualitas bagus. Untuk jumlah yang belum tersalurkan ke masyarakat kata Yurita, masih ada sebanyak 202 sak. (RG-52)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.