Daya Saing Perusahan Konstruksi Gorontalo Paling Rendah Se-Sulawesi

LAPORAN: SAHRIL RASYID

“PENGUSAHA Jasa Kontruksi Gorontalo berkualitas rendah, alias ecek-ecek, terbanyak berburu gorong-gorong atau drainase, itupun nekat tender mudung, secara daya saing jasa Kontruksi Gorontalo sulit bersaing, apalagi di Sulawesi, Gorontalo paling rendah,” kata Kadis Perkim Provinsi Gorontalo M. Iqbal Hasan.

Ini terungkap ketika Kadis Perkim Provinsi Gorontalo menjadi salah satu pembicara Fokus Group Discossion (FGD), Sabtu (02/10) kemarin di kediaman pribadi Dewan Pembina Presnas, Nelson Pomalingo yang juga Bupati Kabupaten Gorontalo.

FDG ini khusus meninjaklanjuti hasil Silatnas III, membahas soal infrastruktur. Hadir sebagai pembicara sejumlah pakar dibidang infrasruktur, diantaranya Kepal Dinas PUPR Provinsi Gorontalo, Ir. Handoyo Sugiharto yang memaparkan Profil Pembangunan Infrastruktur Menuju Visi Emas Gorontalo tahun 2045.

Selanjutnya Harun Wahab dari Pelindo yang memaparkan soal PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Gorontalo, kemudian ada Kepala Bandara, Masuki Rahmat yang memaparkan studi tinjau ulang rencana induk Bandara Udara Djalaludin Gorontalo, dan Kadis Perkim Provinsi Gorontalo M. Iqbal Hasan, yang mereview peluang dan potensi badan usaha jasa konstruksi Gorontalo.

FDG itu dibuka langsung oleh Prof Nelson Pomalingo yang sangat antusias ke depan akan ada roadmap yang berisikan ide-ide dan gagasan di segala bidang yang nantinya bisa menjadi sumbangsi pemikiran. Karena dari hasil FDG ini nantinya akan dibukukan.

Nelson memang punya mimpi besar, kalau nantinya Gorontalo punya semacam blueprint perencanaan pembangunan di segala bidang. Sehingga seperti apa Gorontalo hingga tahun 2045 nanti, itu sudah terkonsep dan seragam antara pemerintah daerah kabupaten kota dan provinsi.

Sehingga siapapun nantinya yang menjadi kepala daerah, bupati, gubernur, walikota, dalam pembangunan itu sudah ada gambaran jelas. Diantara pembicara ada salah satu yang cukup menarik, yang dipaparkan oleh Kadis Perkim Provinsi Gorontalo M. Iqbal Hasan. Terkait review peluang dan potensi badan usaha jasa konstruksi Gorontalo.

Dimana secara daya saing, jasa kontruksi di Gorontalo sangat rendah. Bahkan perusahaan kontruksi di Provinsi Gorontalo daya saingnya paling rendah jika dibandingkan daerah lain di pulau Sulawesi, sesuai data BPS. “ini fakta data BPS yang dikeluarkan Oktober 2021,” tegas Iqbal.

Perbandingan jumlah BUJK pada region Sulawesi, Gorontalo itu yang paling rendah. Gorontalo hanya memiliki 2 perusahaan konstruksi yang berkategori besar, 130 menegah, dan kecil 589 perusahaan.

Dibandingkan dengan Sulut yang memiliki 8 perusahaan kontruksi besar, 232 menengah dan 1755 perusahan kecil, apalagi jika dibandingkan dengan Sulteng, Sulsel, Sulawesi Tenggara dan Sulbar.

“Anda bayangkan Gorontalo hanya memiliki dua perusahaan konstruksi kategori besar, menengah ke bawah itu kategori yang berburu proyek gorong-gorong, drainase, dan gilanya dalam proses tender pengusaha jasa kontruksi ini berani menawar sangat rendah, inilah akibatnya banyak proyek tidak kelar dan kualitasnya dibawah,” ungkap Igbal.

Lalu bagaimana yang dimaksud dengan perusahaan yang kuat, agar bisa berdaya saing? Menurutnya ada dua Aspek yakni kesehatan keuangan, dan aspek organisasi.

“Nah ini yang di Gorontalo itu, rata-rata 2 aspek ini masih lemah, mungkin 2 perusahaan berkategori besar di Gorontalo itu sehat dua aspek ini, saya juga tidak tahu, nama dua perusahaan ini,” ujarnya.

Dari sisi asset kemampuan keuangan, ada lima unsur yang harus dipenuhi, 1) Aset, 2) Laba, 3) Nilai dan jumlah Project, 4) Loan, 5) Nilai Aktiva Lancar. Sedangkan aspek organisasi yakni 1) Good Corporate Governance, 2) Dokumen sertivikat, 3) Reward, 4) Sistem Manajemen rantai pasok, 5) System managemen mutu, 6)Managemen keselamatan dan kesehatan kerja dan konstruksi. (riel/rg)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.