Hotel dan Restoran Dominasi Kredit UMKMÂ
RadarGorontalo.com -Â Penyaluran kredit untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Gorontalo terus mengucur. Hingga akhir tahun lalu, angkanya tumbuh hingga 1.150 Miliar dibandingkan pada 2014. Dari angka pertumbuhan tersebut, kredit tertinggi masih terjadi pada jenis kredit modal kerja, yakni sebesar 827 juta. Sementara kredit investasi mengalami penurunan sejak awal Januari.
“Ini tentunya merupakan indikasi yang baik dan menunjukkan bahwa permintaan kredit modal kerja masih sangat potensial, sejalan dengan pertumbuhan kredit perdagangan hotel dan restoran yang dominan dalam kegiatan ekonomi Gorontalo,” terang Unggul, pihak Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPW BI) Gorontalo.
Dominasi kredit UMKM pada sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran memang sulit dibendung. Namun ada hal positif yang ditunjukan sektor konstruksi pada tahun ini. “Secara umum saya melihat pertumbuhannya (sektor UMKM) di Gorontalo masih cukup stabil, khususnya sektor konstruksi yang terus naik,” tambahnya.
Kredit sektor konstruksi bulan Mei kemarin mencapai 75,8 juta, disusul sektor jasa-jasa 60,5 juta, industri pengolahan 53,3 juta, pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan 37,9 juta, pengangkutan dan komunikasi 25,5 juta, keuangan, real estate, dan jasa perusahaan 18,4 juta, pertambangan dan penggalian 1,7 juta, dan listrik, gas dan air 746 ribu. “Bulan Mei ini UMKM Kota Gorontalo nilainya mencapai Rp 1,156 miliar. Melebihi akhir tahun 2015 kemarin,” katanya.
Akan tetapi tingginya risiko kredit macet atau non performing loan (NPL) pengucuran kredit di sektor konstruksi membuat penyaluran kredit sektor ini perlu diwaspadai. Namun hal langsung ditepis Unggul. Dia mengatakan, pihaknya belum melihat peluang adanya kredit macet, namun harus diwaspadai. Pasalnya, sektor ini memiliki komponen impor lumayan besar, yang akan berdampak di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar. “Pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika akan berdampak pada sektor konstruksi. Tetapi kondisi ini sudah diperhitungkan para developer, sehingga dampaknya sudah bisa diantisipasi,” tutupnya. (rg-63)