RGOL.ID GORONTALO – Gorontalo ini kecil, mudah diurus, karena itu pula mudah mengeluarkan Gorontalo dari 5 besar daerah termiskin di Indonesia. Tetapi nyatanya daerah ini sangat sulit diurus, padahal hanya punya 5 Bupati dan 1 Walikota.
” Kita tidak pernah bersatu dan saling mencederai, inilah penyebab Gorontalo terjebak dalam zona miskin.” begitu kata Syarief Mbuing di depan sejumlah tokoh yang menjadi nara sumber di Forum Demokrasi Gorontalo kemarin malam.
Bayangkan kata Syarief, kita semua selalu berharap ada dewa yang akan turun untuk membangun kekompakan, namun ternyata dewa yang kita harapkan juga ikut terlibat dalam pertikaian politik.
” Kalau kita tidak pernah bersatu, jangan berharap banyak, Gorontalo bisa melangkah maju,” katanya.
Menurunkan angka kemiskinan satu digit pertahun bukan persoalan sulit, asalkan semuanya kompak, sebab jika kondisinya seperti ini maka dari rezim ke rezim tidak akan ada bedanya.
Sebenarnya keinginan banyak kalangan agar Syarief maju di Pilgub, harapannya adalah karena Syarief dianggap sangat terterima disemua kalangan, hubungannya dengan semua partai juga bagus, makanya tokoh yang satu ini jadi Gubernur pasti dia mampu menjadi pemimpin yang terterima disemua kalangan.
Tetapi langkah Syarief ke DPD RI sudah tepat, karena pasti mantan Bupati dua priode ini sudah merancang langkah langkah selanjutnya.
Memang dengan ke DPD RI, maka langkah politiknya mundur 10 tahun karena untuk maju di Pilgub, dia harus menunggu 10 tahun lagi.
Tetapi lawan yang dihadapinya pada 10 tahun kedepan mungkin tidak seberat 2024. Sebab ada dua nama yang sangat berat dihadapi, yakni Rahmat Gobel dan Zainudin Amali.
Tetapi kalau kedua tokoh ini tidak maju, maka ini sebuah kesempatan emas yang dilepas Syarief.
Maka Syarief harus meninggalkan Senayan dan maju di Pilgub. Tetapi Syarief menjelaskan mengapa dia memutuskan maju di DPD RI, karena dia tak mau maju di Pilgub dengan meninggalkan perpecahan, kata syarief ada 5 Bakal Calon Gubernur, untuk itu dia memilih ke DPD RI.
Menariknya Syarief menegaskan kalau dia tidak pernah keluar dari Golkar.(RAGORO)