Guru akan Hidup Sepanjang Zaman, Prof. Syamsu: Teknologi Tak Bisa Menggantikan Keteladanan Guru

Rektor UNG, Prof. Dr. Syamsu Qamar Badu, M.Pd ketika berbicara dihadapan peserta LDK PPG SM-3T, Rabu kemarin.(foto_rdr)

RadarGorontalo.com – Persoalan pendidikan, bukan hanya menyangkut transformasi pengetahuan. Proses pendidikan lebih kepada bagaimana membangun, membentuk dan membina karakter peserta didik. Membangun karakter seorang anak, kata Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Prof. Dr. Syamsu Qamar Badu, M.Pd, tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan pemanfaatan teknologi.

“Membangun karakter seorang anak didik, tidak bisa dilakukan secara online. Belajar dari google dan youtube misalnya, itu hanya memenuhi unsur pengetahuan semata. Tapi untuk pembentukkan karakter, dan membina karakter, peran seorang guru sangat dibutuhkan. Sebab guru harus menjadi model bagi siswa. Guru teladan bagi siswa,” kata Rektor UNG saat pemaparan materi pada kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang diikuti 29 peserta PPG SM-3T, Rabu (06/12).

Peran seorang guru, kata Rektor, tidak bisa digantikan oleh kecanggihan teknologi. “Semaju dan canggih apa pun suatu zaman, guru masih tetap diperlukan. Diperlukan untuk menjadi teladan yang baik bagi peserta didik,” tandas Prof. Syamsu.

Seorang guru berdiri di depan kelas, kata Prof. Syamsu, bukan dalam konteks mentransfer apa yang ada dalam pikiran seorang guru, bertransformasi masuk ke pikiran siswa. “Yang terpenting dalam proses pembelajaran, seorang guru harus dapat memotivasi siswa hingga mau belajar. Proses belajar siswa di sekolah, hanya 6 jam pelajaran, itu berarti 19 jam siswa berada di luar lingkungan sekolah. Bagaimana strategi seorang guru, hingga bisa membuat anak-anak termotivasi untuk belajar?!, disitulah fungsi yang paling utama dari seorang guru, yang bukan hanya sekedar mentransfer pengetahuan,” jelas Prof. Syamsu.

Yang perlu dilakukan oleh seorang guru yang profesional, lanjut Prof. Syamsu, adalah bagaimana menjadi seorang guru yang disenangi siswa. “Kelak setelah proses ini, peserta PPG SM-3T ini akan menjadi guru profesional. Hal yang perlu dilakukan untuk menjadi seorangt guru yang disenangi dan disayangi siswa, adalah buatlah anak-anak merasa nyaman ketika berada disekitar kita.

Pertanyaan berikut adalah, jadi guru profesional. Yang paling utama menjadi guru profesional, harus menjadi guru yang disayangi dan disenangi siswa. Yang harus dilakukan adalah buatlah anak-anak merasa nyaman berada disekitar kita,” kata Rektor, sembari menjelaskan panjang lebar dan detail tentang strategi-strategi yang harus dilakukan untuk menjadi guru yang disenangi siswa.(rg-40)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.