
RadarGorontalo.com – Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara, memang dikenal sebagai daerah punya objek wisata menarik. Salah satunya Pulau Diyonumo. Tapi, tak banyak yang tahu kalau Sumalata juga menyimpan sejarah panjang invasi negara Belanda di negeri ini.
Pada abad ke 18, Sumalata atau yang dikenal Soemalata menjadi salah satu daerah yang tercatat langsung di arsip kerajaan Hindia Belanda pada masa itu. Karena Soemalata ternyata adalah daerah dengan kandungan emas cukup banyak. Saking banyaknya, kendati sudah dikeruk Belanda sejak ratusan tahun silam, masih juga ada sisanya. dan kini dikelola oleh salah satu perusahaan tambang. Salah satu peninggalan sejarah bisa dilihat di Desa Hulawa Kecamatan Sumalata Timur.

Kembali ke cerita abad 18 saat masa penjajahan. Diceritakan, Belanda kala itu melakukan sebuah perjalanan untuk mencari emas di nusantara, dan berhenti di Sumalata. Perjalanan itu dimpimpin oleh Mr.Herman Christiant Knappert. Tepatnya di Desa Hulawa, Belanda membangun markas serta pabrik pengolahan emas. Tak heran, Sumalata kala itu sudah dialiri listrik, dari pembangkit yang dibuat Belanda.
Singkat cerita, keberadaan Belanda kala itu membuat warga pribumi marah. Pemberontakan pun pecah. Dua tokoh saat itu, Tamu dan Olabu yang memimpin perjuangan melawan Belanda. Sejumlah petinggi Belanda, terbunuh pada pemberontakan itu. Bahkan, sejumlah kapal barang yang biasanya mengangkut emas, ditenggelamkan para pejuang. Sayang, pembangkit listrik kala itu ikut hangus terbakar.

Nah.. bagi pengunjung yang ingin melihat sisa-sisa peninggalan Belanda kala itu, bisa datang ke Kecamatan Sumalata Timur. Bagi yang hobi diving, bisa menikmati pemandangan kapal kargo milik Belanda, yang sebagian badannya masih terlihat utuh, dan jadi tempat bermukim ikan-ikan kecil. Pada tahun 2011 duta besar belanda melakukan ziarah dikuburan Herman Kristian Knapert yang ada di Desa Buladu. (achin/RG)
