Jualan Ini, Bisa Untung Puluhan Juta

PEDAGANG Soft Drink musiman menjelang lebaran, di Jl. Cokro Aminoto, kompleks Gorontalo Mall, Kota Gorontalo.
PEDAGANG Soft Drink musiman menjelang lebaran, di Jl. Cokro Aminoto, kompleks Gorontalo Mall, Kota Gorontalo.

RadarGorontalo.com – Jelang Lebaran, pedagang soft drink ditiap sudut kota mulai bermunculan. Seperti yang nampak di Jl. Cokro Aminoto, kompleks Gorontalo Mall, Kota Gorontalo. Sosok bapak ini terlihat kompak bersama anaknya jualan minuman langganan hari raya. Yakni Sprite, Fanta, dan Coca-cola.

Kata Nani Harun, si pedagang soft drink, jualan musiman seperti ini sudah dijalaninya selama 3 tahun. Omsetnya pun tak sedikit. Bisa capai puluhan juta. “Lebih kurang untungnya bisa 10 juta. Soalnya ti maitua yang jaga hitung doi. Kira-kira seperti itu untungnya,” kata Pei, anak Nani Harun.

Tak heran jika untungnya bisa besar. Kata anaknya, harga soft drink ini bisa selisih hingga Rp. 5.000 dengan agen soft drink di Kota Gorontalo. “Minuman ini kami ekspedisi dari Kota Manado. Jadi torang barani jual sampe beda 5.000, karena langsung ambe dari Manado,” terang Nani Harun.

Adapun harga minumannya per pak, ukuran 1 liter Rp. 120.000, 1 liter 1/2 Rp. 145.000, untuk ukuran kaleng Rp. 115.000 dan paket seru 139 ml Rp. 52.500. “Baik Sprite, Fanta, dan Coca-cola harganya sama. Isinya 12 botol per pak,” kata Nani Harun.

Selain murah, Nani Harun juga menjamin kualitas minumannya. Mana kala barang jualanan dijalanan seperti ini sering diragukan kondisinya. Mulai dari segel hingga waktu kadaluarsanya. “Rata-rata semua minuman soft drink segel plastik, kadaluarsanya hingga bulan 11 atau setiap 6 bulan pasca pemesanan. Untuk pesanannya pun mudah. Hari ini dipesan, besok bisa sampai, 1 hari 1 malam,” katanya meyakinkan.

Dipertengahan puasa menjelang hari raya Idul Fitri, memang toko agen sembako dan minuman mulai di banjiri pesanan. Untuk mengantisipasi melonjaknya pesanan, maka tidak salah jika sebagian toko menyetok barangnya sebanyak mungkin. Terlebih jika sudah mendekati hari H, kendaraan ekspedisi tidak diperbolehkan lagi keluar masuk kota. Pedagang-pedagang kaki lima pun tak kalah pintarnya. Yang kebanyakan dari mereka-mereka ini adalah supir truk ekspedisi di luar bulan Ramadan. “Jadi saya hanya jualan di bulan Ramadan. Di bulan lain saya adalah supir truk ekspedisi barang,” ungkap Pei.  (rg-63)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.