RGOL.ID GORONTALO – Sudah saatnya Zainudin Amali pulang kampung urus daerah. Sudah cukup pembuktian dirinya dirantau orang, dengan berbagai prestasi di tingkat nasional, berkali kali jadi Aleg DPR RI dari dapil Jatim, kemudian jadi Menpora.
“Sudah saatnya K Udin pulang untuk mengabdi, di masa sulit ini Gorontalo sangat membutuhkan pemimpin seperti dia,kita harus bisa punya nahkoda yang hebat,” kata seorang mantan Camat di Kabgor.
Menurut dia lagi, ada banyak mantan Camat di Kabgor yang akan turun untuk memenangkan Zainudin Amali.
Kabar kalau putra salah satu tokoh agama di Kabgor ini akan maju di Pilgub sudah mulai muncul di berbagai kalangan, bahkan sejumlah birokrat di Kabgor juga mulai bisik bisik soal itu.
Beberapa orang yang pernah menjadi tim ZA sewaktu maju di Pileg 20 tahun silam mengatakan begitu ZA turun lapangan maka sudah pasti semua kekuatan akan menyatu.
Ingat Zainudin punya keluarga besar di Kabgor, selain keluarga Amali, Puhi, Pakaya, Katili Tome, Hasan Patamani dan Hala.
Nah bayangkan kalau semua keluarga ini menyatu, betapa dahsyatnya kekuatan ZA nanti.
Ingat Kabupaten Gorontalo adalah Kabupaten dengan jumlah pemilih terbesar di Gorontalo, namun seorang ZA tentu tidak hanya mengandalkan suara dari Kabgor, karena dia punya kekuatan di seluruh wilayah Gorontalo, sekadar catatan, pada Pileg 20 tahun silam Zainudin menjadi Aleg DPR RI yang berhasil mendapatkan 300 ribu suara dan ini rekor yang belum terpecahkan.
Selain tanda tanda itu bisa juga dilihat dari rintisan rintisan yang sudah dibangun seperti munculnya Hamka Hendra Noer sebagai Penjagub kemudian dukungan Asprov dan Askab PSSI.
Sementara itu Ketua DPD II Partai Golkar Gorut, Hamzah Sidik, sampai sekarang mereka belum mendengar kalau Zainudin Amali akan maju di Pilgub.
Namun soal Pilgub ini sangat ditentukan oleh DPP dan siapapun yang diturunkan DPP maka wajib hukumnya memenangkannya, tidak boleh ada yang menolakan.
“Kami di DPD II adalah pasukan, semua harus menjalankan perintah kalau ada yang tak setuju dengan keputusan DPP silahkan minggir,” katanya.
Jadi kalau nama Ibu Idah yang muncul maka semua pasukan harus siap tempur, begitu juga kalau nama K Marten yang dipilih oleh DPP.
Sama halnya dengan K Udin kalau memang beliau yang direkomendasi maka tidak boleh ada yang menolaknya.
Ditanya kalau memang benar ZA yang akan maju lalu siapa pasangannya.
Menjawab soal itu Hamzah mengatakan kalau Golkar punya banyak kader, maka bisa saja Golkar, ada Idah Sahidah ada Marten Taha, ada Syarief Mbuinga, namun kata dia lagi kalau memang harus koalisi itu tergantung hasil survey.