Kunci Sukses di Pilkada, Popularitas, Elektabilitas dan Isi Tas

ilustrasi(Anwart/RG)

RadarGorontalo.com – Rusli membocorkan tiga kunci suksesnya di politik. Selama mengikuti rangkaian Pilkada, Rusli tak pernah gagal. Sedikitnya tiga kali dia berhasil menumbangkan lawan-lawannya dengan raihan memuaskan. Tentu, apa yang menjadi kiat-kiat penggawa Partai Golkar Gorontalo itu sangat pantas menjadi bahan renungan bagi figur yang tertarik ikut Pilkada.

Menurut Rusli tak banyak yang dipersiapkan, cukup tiga, apa saja itu. Pertama popularitas harus mempuni, bagaimana mau maju di Pilkada kalau masyarakat atau hak pilih tidak mengenal figur yang bersangkutan. Kedua, elektabilitas atau keterpilihan rakyat juga harus tinggi. Banyak figur yang popularitasnya sangat tinggi, di mana-mana banyak orang mengenalnya, tapi kalau di tanya jika pemilihan sudah besok, siapa yang bapak/ibu pilih? Masyarakat tidak menjatuhkan pilihan ke figur tersebut. Dan yang ketiga paling menentukan adalah isi tas.

Menurut Rusli, kenapa kunci ketiga ini paling menentukan karena bisa menaikkan dan pula mempora-porandakan popularitas dan elektabilitas seseorang. “Cuma itu kuncinya, popularitas, elektabilitas dan isi tas,” kata Rusli membocorkan rahasianya, ketika berbincang-bincang dengan Aleg DPR-RI Partai Golkar asal Makassar Samsudin, di gedung Nusantara I Senayan, Jakarta, Rabu (6/9).

Selain itu, Rusli bercerita pengalamannya selama tiga kali ikut Pilkada, kerja-kerja politik yang ia lakukan fokus pada tiga poin di atas. Dalam implementasi pun, juga menurut mantan kontraktor ini, harus terukur dan terevaluasi dengan baik agar tidak keabisan nafas di tengah jalan. “Oh kalau tidak terukur, moabis akan nafas hehehehehe,” sambungnya sambil tertawa.

Begitu juga soal isi tas, Rusli menceritakan bahwa selama tiga kali Pilkada dia tak mengharapkan isi tas orang lain. “Contohnya, saya yang maju Pilkada masa mengandalkan isi tas orang lain, malu dong,” canda Rusli. “Dan begitu terpilih, saya tidak lagi sibuk memikirkan isi tas, karena sudah fokus kerja untuk rakyat.

Karena biasanya persoalan isi tas yang mengakibatkan kepala daerah dan wakil kepala daerah pecah kongsi,” ungkapnya kembali menyambung ceritanya. Namun untuk Pilkada Gorut dan Pilwako Rusli mengingatkan para figur yang maju jangan mengadaikan jabatan. Apalagi sampai minta uang ke kontraktor pasti terpilih nanti akan disibukkan bayar uang itu. “Ini celah hukum nanti,” tegasnya.

Sekedar diketahui, sebelum ikut Pilkada Gorut 2008, Rusli Habibie adalah pengusaha sukses jasa konstruksi. Dan begitu dia dilantik menjadi Bupati, semua aset perusahaannya di jual dan kembali merintis bisnis yang sama sekali tak ada hubungannya dengan pemerintah atau APBD yakni SPBU. Artinya, jauh sebelum jadi Bupati dan kini Gubernur dua periode, Rusli Habibie memang sudah kaya. (rg-50)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.