RadarGorontalo.com – Tak puas dengan hasil lelang proyek GORR II-II tahun Anggaran 2017 di Balai Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Gorontalo, pihak panitia pun dituding main mata dengan pemenang tender. Pasalnya kata Theo Agats selaku Ketua Pemerhati Pembangunan Provinsi Gorontalo, proyek berbandrol Rp. 40.032.299.000 itu, dimenangkan oleh perusahan yang dikhawatirkan tak mampu tuntaskan pekerjaan itu.
Theo beralasan, sebagai pemenang PT. Cipta Konstruksi Persada tak punya fasilitas di wilayah Gorontalo. Contoh seperti AMP, dan alat-alat lain yang hanya ada di wilayah Papua. Proyek GORR itu sendiri, tenggat waktu pelaksanannya hanya 7 bulan dan bukank proyek multi years. Theo pun mengingatkan panitia lelang, jangan sampai ketidak telitian ini, bisa berbuntut panjang. Seperti kasus proyek Taludaa yang menyeret sejumlah pejabat balai jalan ke ranah hukum. “hati-hati, jangan hanya gara-gara tidak teliti menentukan pemenang, akhirnya berakhir dengan persoalan hukum,” tukasnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Ketua Pokja PJN Gorontalo Frangki Tangkudung menjelaskan, bahwa lelang proyek ini dibuka secara umum dan nasional baik diikuti kontraktor lokal maupun kontraktor luar daerah. Dan sebagai panitia tender bahaya jika tidak melibatkan kontraktor luar apalagi pelaksanaan lelang proyek secara nasional dan merata.
Frangki pun memastikan, penentuan pemenang itu sudah sesuai prosedur. Soal tudingan panitia main mata? Frangki dengan tegas membantah. “Perlu diingat bahwa saya tidak ada hubungan apapun dengan pihak kontraktor,” tegas Frangki. Disinggung adanya perubahan pada pemenang? kata Frangky pada saat belum penetapan, uploud pengumuman itu secara urutan pengiriman sebelum ditetapkan, dimana posisi PT. Popa Eyato duluan meng upload dan diterima server pada tanggal 23/2 pukul 19:03, sementara PT. Cipta kontruksi Persada di terima server (24/2) pukul 00:28 dan meng aploud dokument itu sesuai posisinya yang ada diatas.
Nah untuk ditetapkan pemenang rangking 1,2 dan 3 pada tanggal (15/3) dan pemenangnya adalah PT. Cipta kontruksi Persada. Mengenai persoalan AMP dan Perusahan pemenang saat ini berada di Papua? Frangki sudah melakukan koordinasi dan korscek langsung bahwa alat-alatnya memang ada di Papua. “Alat-alat ketika di kroscek lengkap dan kami tim Pokja yang turun langsung dan mengenai ijin pertambangan kami sudah tanyakan kepada pihak Kontraktor siap untuk mobilisasi alat-alat untuk dibawa ke Gorontalo dan itu didasari dengan berita klarifikasi,” pungkasnya. (RG-54)