Macet Parah, Percepat Bangun GORR

Tiga jam terjebak macet, Gubernur Rusli Habibie akhirnya naik motor menuju lokasi gebyar Ketupat di Yosonegoro, Rabu (13/07)
Tiga jam terjebak macet, Gubernur Rusli Habibie akhirnya naik motor menuju lokasi gebyar Ketupat
di Yosonegoro, Rabu (13/07)

RadarGorontalo.com – Ternyata, tak cuma Ramadhan tahun ini yang ramai, tapi lebaran ketupat juga luar biasa ramainya. Rabu (13/07) , kemacetan terlihat, mulai dari siang sampai malam hari. Sampai-sampai, polisi terpaksa membuat jalur alternatif untuk mengurai kemacetan cukup parah yang berkilo-kilo meter panjangnya. “andaikan GORR so ada, pasti tidak seperti ini,” ungkap salah seorang penemudi mobil.

Melihat kondisi seperti itu, rasanya terlalu mengada-ngada bila ada orang yang kemudian mencemooh keberadaan Proyek Gorontalo Outer Ring Road (GORR). Karena hanya itu solusi untuk urai kemacetan. Mau, rekayasa bagaimanapun, tanpa ada GORR sia-sia saja. Tepatlah sudah, gagasan Rusli Habibie untuk membuat jalan lingkar sejauh 45 kilo meter, dari Pelabuhan hingga bandar udara. Tahun ini macet sudah sedemikian parah, tahun depan akan lebih parah lagi. Saat itu, banyak penumpang pesawat yang pesawatnya nanti sore, tapi sudah nongkrong di bandara sejak pagi hari. Takut terjebat macet.

Memang, kemacetan di lebaran ketupat adalah kondisi tahunan, tapi jangan salah, ini juga menjadi cerminan kemacetan di lima tahun akan datang, seiring bertambahnya jumlah kendaraan bermotor. Kemacetan dimulai dari Atinggola Gorut, Isimu, Kampung Jawa Limboto hingga Perlimaan Telaga. Polisi pun dibuat kelabakan, karena jumlah kendaraan yang membludak jauh lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Alhasil, jalur alternatif dadakan pun dibuat, tapi tak bisa siginifikan mengurai kemacetan.

Kendaraan penumpang dari luar daerah seperti Sulawesi Utara, terpaksa harus mengambil jalur alternatif lewat pantai selatan, karena jalur utara tak bisa ditembus. kemacetan seperti ini, terlihat sejak pukul 10.00 Wita pagi, hingga pukul 23.00 Wita malam hari. Bahkan, Gubernur Rusli Habibie, terpaksa naik motor untuk menembus kemacetan, guna membuka pacuan kuda di Yosonegoro.

Sebenarnya, inilah yang Rusli khawatirkan sejak dilantik jadi gubernur. Terbukti, hanya 4 tahun poros utama Limboto-Kota padat merayap di jam-jam sibuk. Dan terparah, saat moment Ramadhan, Idul Fitri plus lebaran ketupat. Rusli pernah mengatakan, kondisi jalan saat ini tak lagi mampu menampung jumlah kendaraan. Nantinya, jika GORR sudah selesai, kenderaan dari arah Palu-Makassar, Bitung-Manado bahkan kenderaan dari Bandara Djalaluddin Gorontalo tidak lagi melewati poros Limboto-Kota, tapi lewat GORR, begitu juga sebaliknya.

Tiap tahun kata Rusli, pertumbuhan kenderaan sangat pesat yakni 25 sampai 30 persen. Sementara pelebaran jalan maupun pembangunan jalan baru tiap tahun hanya 4 sampai 5 persen. Kalau ini tidak segera diantisipasi, 5 atau 10 tahun kedepan Gorontalo akan seperti Ibukota Jakarta. (rg-34)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.