Ngapain Jadi Gubernur ?

So dengar apa yang Kak Adhiaksa bilang, torang ini harus baku-baku sayang, baku dukung, bukan mo baku cungkel. “Gorontalo baru bisa maju kalau baku-baku sayang, kong kase banyak torang pe kader di Pusat,” kata Tomas (Tokoh Masyarakat).

MENDENGAR ITU, TOPO (TOKOH POLITIK) LANGSUNG MEMOTONG PEMBICARAAN. “SUDAH JO, BELUM ENTE TULIS ANA SO BACA, INI AER DALAM GELAS BOS,” TANDASNYA DENGAN NADA TINGGI.

“aaa ini ente, kalau tidak ada tulisan apa yang ente mo baca, akibatnya salah baca terus,” jawab Tomas.

“ITU KIASAN BOS, ARTINYA APA YANG ENTE MAKSUD ANA SO BISA TEBAK,” KATA TOPO.

“bukan cuma Adhiaksa yang bicara bagitu tapi juga ti Kak Fadly dari Universitas Negeri Tadulako Palu, dia bilang Gorontalo jangan cuma mampu beking pemimpin untuk jadi Gubernur, Bupati dan Walikota, tapi harus mampu melahirkan generasi emas yang menjadi pemimpin-pemimpin di pusat. “Gorontalo emas itu adalah bisa melahirkan pemimpin di tingkat nasional,” kata Tomas.

“BARU APA PATUJU OLEMU,” TANYA TOPO SINIS.

“kalau mo dengar ti Kak Adhiaksa deng ti Kak Fadly pe bicara, maka yang Gorontalo perlukan adalah menempatkan orang-orang hebat di Pusat, apakah itu di kabinet, di DPR RI dan di bidang lainnya, rupa sekarang, torang punya 3 Menteri 1 Wakil Ketua DPR RI, 1 Wakil Ketua MPR RI, cuman Kak Adhiaksa bilang tinggal mo ator di baku-baku sayang,” papar Tomas.

“BARU KALAU SAMUA SO DI JAKARTA, SIAPA DI GORONTALO,” KATA TOPO.

“ente no, tetapi kalau ente punya peluang Jakarta, ngapain di Gorontalo, torang butuh kader-kader Gorontalo di pusat supaya bisa kase anggaran untuk Gorontalo,” katanya. (***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.