ilustrasi (Anwar/RG)
ilustrasi (Anwar/RG)

Politisi Minggir

RadarGorontalo.com – Gratis atau tidak, pastinya pasar senggol jangan sampai salah urus. Karena, kalau salah urus, bisa-bisa senggol tak aman, dan bakal menyusahkan pedagang hingga pengunjungnya. Belum lama ini saja, sejumlah kelompok berebut lahan parkir.

Cerita sejarah singkat soal pasar senggol, dulu sebelum Medi Botutihe jadi Walikota, pasar senggol ditangani oleh oknum politisi. Dan selama bertahun-tahun terjadi kekacauan. Setelah Medi jadi Walikota, ada kebijakan pasar senggol pengurusannya diserahkan ke anak-anak kampung dekat kawasan senggol. Awalnya, kebijakan ini ditentang, karena menganggap pasar senggol diserahkan ke preman.

Saat itu, Medi pantang mundur. Dirinya menjawab tudingan itu, Medi mengatakan preman itu, juga adalah anak-anaknya. Singkat cerita, anak-anak kampung yang disebut preman itu akhirnya peroleh kepercayaan. Mereka pun membuktikan amanah yang diberikan tidak sia-sia. Sejak diurus mereka, pendapatan senggol naik 100 persen dari tahun-tahun sebelumnya. “ketua pertama pasar senggol dipanggil Ka Kana, bendaharanya Imran Dai (Lurah Lima B sekarang, red),” ujar Endy salah satu tokoh masyarakat.

Sementara itu, salah seorang politisi yang juga tokoh pengusaha di Kota Gorontalo, saat berbincang-bincang dengan Radar Gorontalo pada hari Minggu (19/06), mengaku menyesalkan adanya rebutan lahan parkir yang dikelola kelompok tertentu di usaha tokonya. “Saya kaget saja, ketika mendapat laporan, dalam 1-2 hari ini, ada kelompok yang mengelola lahan parkir di usaha toko saya. Saya berharap, hal ini mendapat perhatian dan tindaklanjut dari Pemkot Gorontalo, terkait kebijakan dan penertibannya.” ungkap tokoh politisi dan pengusaha, yang enggan namanya dituliskan.  (RG)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.