
RadarGorontalo.com – Jumlah pasien cuci darah di Kota Gorontalo sampai saat ini sudah mencapai 200 orang, dan angka itu terus naik. Wakil Walikota Budi Doku pun menuding, tingginya pasien cuci darah, akibat kondisi air tanah di Kota Gorontalo tak steril lagi.
Kata Wawali Budi Doku, cuci darah diakibatkan penyakit gagal ginjal. Dan salah satu penyebab kasus gagal ginjal, karena saat ini kualitas air tanah yang dikonsumsi sudah tak layak. “Ini diakibatkan karena air tanah yang ada di Kota Gorontalo, sudah tidak steril lagi, dan telah mengandung besi,” ujar dokter Budi, Selasa (14/06, usai mengikuti rapat paripurna di DPRD Kota Gorontalo, dengan agenda pembacaaan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda).
Budi pun menjelaskan, pencemaran air tanah, diduga dikarenakan banyaknya perusahaan swasta penghasil limbah, yang tak punya tempat penampungan atau pengolahan limbah. Jadi saat ini, limbah yang dihasilkan dibuang begitu saja, hingga akhirnya terserap oleh tanah. Bahkan temuan pihak Pemerintah Kota tersebut, bukan hanya sekedar berdasarkan data dari instansi terkait, tapi kata Budi, ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Pemerintah Kota belum lama ini. “Hasil tersebut kami temukan ketika melakukan penelitian sumur suntik milik warga,”jelas Wawali.
Sehingganya sebagai Pemerintah Kota Gorontalo, pihaknya mengapresiasi kinerja DPRD Kota Gorontalo, yang mengusulkan tiga ranperda salah satunya berkaitan dengan lingkungan. Karena menurutnya hal tersebut merupakan perhatian dan dukungan legislatif terhadap ekskutif, untuk mensejahterakan rakyat. Dan ia berharap instansi terkait yang nantinya termasuk dalam tim Panitia Khusus (Pansus), agar dapat memberikanmasukan dan kritikan yang baik. “Sehingga pembahasan ranperda tersebut, terarah dan memenuhi produk hukum yang kuat,” ungkap Wawali. (rg-62)