RGOL. ID. GORONTALO – Tuhan berada dalam otak manusia. Itu sepenggal kalimat jurnal spritual pelatihan kompetensi mental spritual berbasis kinerja otak.
Acara yang digagas oleh Yayasan semesta otak Neuro Science bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Gorontalo itu digelar di Manado, 12-14 Maret tahun ini.
Bupati Kabupaten Gorontalo, Prof. Nelson Pomalingo bersama Wabup Hendra Hemeto hadir dan membuka acara tersebut.
Bukan hanya itu, kedua pemimpin Kabupaten Gorontalo itu juga menjadi peserta bersama para pimpinan OPD dan CamatCamat dalam pelatihan tersebut.
Kegiatan ini penting dilaksanakan untuk membawa pengetahuan, perubahan mental dan perilaku tentang otak dalam kepribadian dan jati diri manusia, sehingga akan tercipta manusia yang bermanfaat baik bagi diri pribadi dan orang luar disekitar kita.
“Dari sini, bisa merubah suasana hati menjadi tenang, adem, dan tentunya akan berpengaruh pada lingkungan. Tidak hanya diri sendiri, lingkungan pekerjaan, bahkan hingga keluarga kita, ” Tukas DR. dr. Taufik Pasiak, M. Kes, M. Pd. i. saat memberikan pengantar pada kegiatan itu.
Dr. Taufik yang juga sebagai peneliti sistem kerja otak yang sudah melahirkan beberapa buku ini juga menambahkan, jika ini bisa diterapkan maka suasana hati pasti akan selalu adem, tak emosional, dan akan menjadi pribadi yang maksimal.
Sementara itu Bupati Nelson Pomalingo dalam arahannya mengatakan, acara ini memang penting untuk kita ikuti sebab hari ini kita hanya pintar menilai orang lain namun jarang menilai diri sendiri.
“Kita kadang lebih banyak bicara dunia luar padahal diri sendiri kadang kita tidak nilai. Padahal itu sangat penting, sebab dari sanalah orang lain pun menilai kita, ” Ujar Bupati.
Secara hukum pun selalu diterapkan. Jika manusia itu tak mampu mengendalikan otaknya maka pastinya kasus kasus hukum akan diterima.
“Ya, selalu rata-rata orang yang kena potensi hukum itu kadangkala orang yang tidak menggunakan pikirannya atau otaknya dengan benar, ” Jelas Bupati.
“Dimata Tuhan pun, orang yang kurang waras pun itu tidak dikenakan hukum, manakala pikiran dan otaknya tak maksimal. Jadi kalau orang yang tidak menggunakan pikirannya dalam bekerja, maka boleh dikatakan orang tak waras atau gila. Sehingga hukum pun berbicara, ” Tambah Bupati.
Oleh karena itu, Pendayagunaan otak agar lebih maksimal dipmerintahannya dengan jargon dua kali lebih baik sangat diharapkan, agar gemilang pun bisa tercapai, bahkan terlampaui.
Bupati pun optimis, kalau ini bisa diikuti dengan baik, maka akses kinerja akan lebih baik. dan itu akan berpengaruh pada produktivitas yang akan baik pula.
“Kuncinya adalah hati dan otak. Jika semuanya baik, pasti kerja juga baik. Dan pembangunan pun berjalan baik, harapan-harapan masyarakat pun akan terealisasikan dengan baik pula, ” Tutupnya. (Qn)