Pilwako Gorontalo Salah Payango

RadarGorontalo.com – Ketika gong Pilkada mulai ditabuh pada 2008, Pilwako Gorontalo langsung dimulai dengan keributan. Pada pilwako pertama, Pasangan Wahyu (AW Talib – Yani Suratinoyo) dicoret oleh KPU, yang menjadikan pasangan DAMAY (Adhan Dambea – Feriyanto Mayulu) melawan pasangan baru Zulkarnain Dunda dan Ridwan Podungge.

Ternyata peristiwa pencoretan itu menjadi awal ‘kutukan’ di Pilwako. Buktinya 5 tahun kemudian, peristiwa serupa terulang kembali. Giliran Adhan Dambea – Indrawanto Hasan ( Da’I) yang dicoret, padahal kala itu Adhan adalah calon petahana. Hingga kemudian tersisa tiga pasang Cawali-Cawawali yang bertarung. Yakni Marten Taha – Budi Doku (MADU), Feriyanto Mayulu – Abdurrahman Bachmid (FB) serta AW Thalib – Ridwan.

Sekarang rakyat mulai harap-harap cemas, apakah jagoan mereka akan lolos?. Senin (26/2), gugatan pasangan Adhan Dambea – Hardi Hemeto (ADHA) atas pasangan Marten Taha – Riyan Kono (MATAHARI), dikabulkan oleh Panwaslu dengan memerintahkan KPU mencoret pasangan MATAHARI. dan putusan itupun, Selasa (27/2) kemarin, sudah ditindak lanjuti oleh KPU. Memang, ini belum bisa dikatakan final, karena MATAHARI masih banding ke tingkat PT TUN, dan nasib MATAHARI pun tergantung putusan PT TUN.

Inilah yang membuat rakyat khususnya pendukung MATAHARI kembali dirundung rasa cemas. Jika pencoretan ini nantinya bersifat final, maka tepatnya kalau Kota Gorontalo dijuluki Kota Coret. Pilwako salah payango, mendengar itu AW Thalib hanya bisa senyum. “benar, memang sudah salah Payango, dan kalau tidak di Payango ulang , Pilwako akan selalu ribut,” katanya bergurau. (rg-50)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.