Pimpin Evakuasi Warga, Syarif Sahur di Lokasi Banjir

Tak ada keistimewaan. Saat menikmati santap malam di Posko banjir, Bupati Syarif Mbuinga melayani diri sendiri, tanpa ada protokoler yang mengatur. (yadin/RG)

RadarGorontalo.com – Seorang khalifah tak akan membiarkan rakyatnya mengigil karena banjir, sedangkan dia tidur enak di kasur empuk. Kurang lebih seperti itulah yang dilakukan Bupati Syarif Mbuinga. Dirinya ikut merasakan derita rakyatnya, dan untuk mengurangi derita itu, tak cukup dengan memberi bantuan, Syarif pun rela berbuka hingga sahur di posko banjir, menemani warga yang rumahnya kebanjiran. Tak mau diistimewakan, apa yang dimakan warga dari dapur umum, itu juga yang dimakan sang khalifah.

Suryadin Achmad, Pohuwato.

Layaknya seorang relawan bencana, sejak banjir menerjang sejumlah kecamatan seperti Kecamatan Randangan dan Taluditi, Minggu (4/6) dini hari, Syarif langsung berangkat ke lokasi. Tak ada iring-iringan khusus, cukup berdua ditemani sang sopir. Dalam perjalanan, barulah Syarif mulai mengkoordinasikan seluruh jajarannya untuk menangani banjir. Hal prioritas adalah, bagaimana mengevakuasi warga dan menyediakan makanan untuk mereka sahur.

Jauh dari kata pencitraan, karena hal seperti ini sudah dilakoninya sejak lama. Sesampainya di Taluditi, Syarif dengan sigap, memimpin kelompok relawan Tagana melakukan evakuasi terhadap warga. Rasa dingin yang menusuk, karena baju yang basah, tak dipedulikannya. Belum juga rasa lelah hilang, tiba-tiba datang informasi kalau Randangan juga diterjang banjir. Tanpa pikir panjang, Syarif bergegas menuju lokasi yang dimaksud. Bersama warga, Syarif bahu-membahu mengevakuasi warga yang rumahnya terendam banjir dengan ketinggian airnya mencapai 2 meter.

Jangankan rasa dingin, bahaya yang mengintai akibat kencangnya arus air tak dipedulikan. Banjir kemarin itu, membuat ratusan hektar lahan pertanian terendam, dan puluhan ternak warga, hanyut terbawa arus air. Usai evakuasi, Syarif istirahat sejenak. Ketika masuk waktu sahur, bersama relawan dan warga, Syarif pun lanjut makan sahur. Tak ada makanan istimewa bagi Syarif, apa yang disajikan di posko banjir itu juga yang dimakannya.

Sepertinya malam itu menjadi ujian ketulusan sang khalifah. Belum juga hilang penatnya, baju pun masih basah, tiba-tiba saja masuk info di Desa Mootilango Kecamatan Duhidaa juga kebanjiran. Seperti didua lokasi sebelumnya, Syarif kembali bergegas menemui warganya yang kebanjiran, sebelum ke rumah. Di kediamannya pun, Syarif hanya bisa istirahat sejenak, karena di pagi hari, dirinya harus lekas-lekas mendapatkan informasi soal kondisi terakhir warga yang terkena musibah banjir.

Air pun sudah surut. Aksi Syarif, di Minggu malam sepertinya sedikit mengobati penderitaan warga, plus memberikan motivasi kepada para relawan, agar jangan pamrih saat menjalankan tugas kemanusiaan. Senin (5/6) malam, usai safari Ramadhan di Popayato Timur, Syarif menyempatkan diri kembali memantau aktifitas di posko banjir di Kecamatan Randangan. Kedatangannya disambut gembira warga yang mengungsi. Syarif pun ikut menikmati santapan malam, dengan menu nasi putih dan telur rebus yang disajikan petugas posko.

Aksi evakuasi, hingga mengunjungi warga, bukanlah pencitraan. Namun lebih pada bentuk kasih sayang sang khalifah terhadap rakyatnya. Jadi, tidak berlebihan kalau orang Pohuwato, sangat mencintai pempinnya ini. Yang dilakukan Syarif, ini adalah bekal bagi dirinya, ketika kelak di akhirat nanti dirinya akan dimintai pertanggung jawabannya sebagai seorang pemimpin. (**/rg)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.