Resmi, Predator Anak Dikebiri

ilus : Anwar/RG
ilus : Anwar/RG

GORONTALO (RadarGorontalo.com) – Mungkin ini adalah hukuman yang pantas bagi para pemerkosa khususnya yang korbannya masih dibawah umur. Rabu (25/5), Presiden Joko Widodo resmi menandatangani Perppu yang mengatur hukuman kebiri. di Gorontalo sendiri, beberapa waktu belakangan diramaikan dengan tindak pencabulan yang korbannya rata-rata masih di bawah umur. Beberapa diantara para pelaku ini, adalah masih ada hubungan darah dengan korban.

Selasa (24/5) saja, Polres Gorontalo Kota menerima dua laporan kasus pencabulan sekaligus. Dan keduanya menelan korban anak dibawah umur. Kasus pertama, pelakunya adalah US alias Man (48) warga Ipilo Kota Gorontalo, yang seharinya berprofesi sebagai pengemudi bentor. Sedangkan korbannya baru berusia 8 tahun dan masih duduk di sekolah dasar. Mirisnya, apa yang dialami korban itu sudah berulang kali, dan nanti diketahui orang tuanya, setelah korban mengaku merasa sakit di alat vitalnya.

(Baca : Sehari Polresta Terima Dua Laporan Kasus Pencabulan )

Sebelumnya,  seorang warga Tomolobutao Kecamatan Dungingi berinsial RM alias Ram, diduga melakukan pencabulan terhadap dua bocah sekaligus. Kedua korbannya masih berusia 6 tahun. Ram melancarkan aksi bejatnya di sebuah rumah kosong, Ram mengiming-imingi korbannya dengan uang Rp. 1000.

(Baca : Dibujuk Dengan Uang 1000 Dua Bocah Dicabuli )

Kasus pencabulan yang menelan korban anak dibawah umur ini, sudah terjadi sejak awal 2016. Data Polda Gorontalo sendiri, selang Januari hingga Maret ada 128 kasus kekerasan yang korbannya adalah perempuan dan anak. Nah, dari jumlah itu, 57 diantaranya kekerasan terhadap anak, termasuk kekerasan seksual.

PRESIDEN TEKEN PERPU KEBIRI

Dikutip dari Tempo.co, Pemerintah pusat resmi meneken peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu) tentang hukuman kebiri pelaku kejahatan seksual terhadap anak. Presiden Joko Widodo mengatakan terbitnya Perpu karena pemerintah memandang genting kekerasan seksual terhadap anak yang dianggap makin meningkat.

“Saya baru saja menandatangani Perpu No. 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 25 Mei 2016. Ia menuturkan pemerintah telah menetapkan kejahatan seksual terhadap anak sebagai kejahatan luar biasa. Pasalnya, kejahatan itu dapat mengancam dan membahayakan jiwa anak.

Karena itu, dalam Perpu diatur mengenai pidana pemberatan, pidana tambahan, dan tindakan lain bagi pelaku. Presiden Jokowi menyatakan pemberatan pidana berupa tambahan pidana sepertiga dari ancaman penjara paling singkat 10 tahun dan paling lama 20 tahun. Selain itu, ancaman hukuman seumur hidup dan hukuman mati pun masuk ke pemberatan pidana.

Sedangkan untuk tambahan pidana alternatif yang diatur ialah pengumuman identitas pelaku, kebiri kimia, dan pemasangan alat deteksi elektronik. Presiden mengatakan penambahan pasal itu akan memberi ruang bagi hakim untuk memutuskan hukuman seberat-beratnya. “Agar menimbulkan efek jera terhadap pelaku,” ucap Jokowi.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly menginginkan Perpu yang akan dikirim ke Dewan Perwakilan Rakyat itu bisa segera disahkan. Ia berharap parlemen bisa seirama dengan pemerintah ihwal Perpu yang diterbitkan dan dapat dijadikan undang-undang.

Ia menganggap hukuman pidana pemberat dan tambahan tidak diberikan secara sembarang. Hanya pelaku tertentu saja yang bisa terancam hukuman itu. Salah satunya ialah pelaku yang melakukan kejahatan berulang-ulang dan beramai-ramai. “Hakim akan melihat fakta-faktanya,” ucap Yasonna.

Lebih lanjut, Jaksa Agung H.M. Prasetyo menuturkan kejaksaan siap menjalankan Perpu bila sudah sah. Menurut dia, bila sudah diatur hukuman maksimal, jaksa akan berupaya mengikuti aturan tersebut. Dengan demikian, pelaku bisa berpikir berulang kali. “Kami akan pisahkan pelaku dewasa dan anak-anak. Tiap kasus spesifik,” kata dia. (rg-34)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.