Stok Obat Kurang, Pasien Jadi Korban
GORONTALO (RadarGorontalo.com) – Gara-gara belum melunasi hutang di perusahaan farmasi, alhasil pasien Rumah Sakit Aloe Saboe (RSAS) yang menggunakan fasilitas BPJS, terpaksa jadi korbannya. Bukan saja tak mendapat pelayanan, obat yang seharusnya gratis, diminta bayaran.
Awal kejadian itu, ketika Kadis Kesehatan Provisni Gorontalo mendapatkan informasi, bahwa seorang warga yang bertempat tinggal di alamat yang sama dengannya. Tidak mendapatkan pelayanan dari pihak RSAS, malah disuruh untuk menebus obat di apotik yang ada di RSAS. Padahal, warga tersebut memiliki Kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Karena merasa tidak tega hal itu dialami tetangganya, Kadis pun melaporkan kasus ini pada Gubernur Gorontalo Rusli Habibie. Dan tanpa menunggu lama, Gubernur Gorontalo langsung mengundang Walikota Gorontalo, Wakil Walikota dan Direktur RSAS. Dan dihadapan Gubernur Gorontalo, Direktur RSAS dr Andang Ilato mengakui bahwa minimnya pasokan obat, karena pihaknya sudah jadi Badan Layanan Umum (BLU) dan belum melunasi sejumlah hutang pada pihak Perusahaan Farmasi. “Kendala mereka masih ada supplier obat yang masih terhutang belum dibayar rumah sakit, sehingga perusahaan farmasi tidak memberikan pasokan obat pada pihak RSAS,” terang Gubernur.
Ditempat tepisah Direktur RSAS Kota Gorontalo dr Andang Ilato menjelaskan, ketika dikonfirmasi melalui selular. Bawah pihaknya masih memiliki pasokan obat tertentu, hanya saja ada beberapa jenis obat juga tidak masuk dalam daftar katalog. “Karena kendala dari distributor,”singkat Andang. Mengenai hutang obat, ia juga mengakui memang benar pihaknya memiliki hutang, namun hutang tersebut setiap bulannya dilunasi oleh pihak RSAS. “Memang benar kami memiliki hutang pada pihak perusahaan farmasi, namun hutang itu tiap bulannya kami lunasi,”tuturnya. (RG-62)