Soal Honor Tenaga Medis, Direktur RS Otanaha Didesak Mundur

HAIS K. Nusi bersama Direktur rumah sakit Otanaha, dr. Chairil Hatibie.

RadarGorontalo.com – Buntut dari tertundanya pembayaran jasa para dokter dan tenaga medis di RS Otanaha, kini oleh Aleg Dekot, direktur RS Otanaha diminta mundur. Jika itu dilakukan, maka Dekot siap anggarkan jasa dokter di 2018. Para legislator andalas itu beralasan, ada persoalan yang tidak baik antara direktur rumah sakit dengan dinas kesehatan, yang dikhawatirkan berdampak pada pelayanan.

Agar hal ini tidak terus menyimpang dipermukaan, kabar ini kemudian coba diluruskan Sekretaris Fraksi Golkar, Hais K. Nusi, yang juga anggota DPRD Kota Gorontalo. Dirinya menjelaskan, bahwa jasa yang dilakukan para dokter ini tidak ilegal. Hanya saja SK yang dikeluarkan Walikota tidak prosedural. Dalam hal ini tidak ada rekomendasi yang seharusnya dikeluarkan Dinas Kesehatan kepada sejumlah dokter di rumah sakit Otanaha. “Jadi jasa para dokter ini tidak ilegal, hanya saja SK walikota tidak prosedural,” terang Hais.

Namun demikian, mau tidak mau jasa ini harus dibayarkan. Dan pemerintah harus bertanggung jawab, tidak melepas masalah begitu saja. Sebab, pengaruh dari masalah ini sangat besar, bahkan masyarakat dalam hal ini pasien yang berada di rumah sakit Otanaha menjadi imbas persoalan ini. “Bukan hanya dr. Jevie Kairupan, tapi seluruh yang melakukan pelayanan di rumah sakit Otanaha, hingga pasiennya pun ikut merasakan dampak ini,” tandas Hais.

DPRD sampai-sampai menyatakan siap menganggarkan jasa ini melalui APBD tahun 2018. Namun dengan catatan, Direktur Utama rumah sakit Otanaha, dr. Chairil Hatibie harus mundur dari jabatannya. “Jadi saya mewakili fraksi Golkar di Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Gorontalo siap menganggarkan jasa para dokter ini di APBD 2018, yang penting Direktur Otanaha mundur dulu dari jabatannya,” tegas Hais.

Iya, demi pelayanan rumah sakit Otanaha, Direktur Otanaha diminta segera mundur dari jabatannya. Sungguh ironis, jika hanya masalah aturan buatan manusia, nyawa jadi taruhannya. “Kayaknya ada sesuatu antara Kepala Dinas Kesehatan, Nuralbar dengan Direktur Otanaha dr. Chairil Hatibie,” ungkap Hais.

Termasuk persoalan-persoalan manajemen yang selama ini dipermasalahkan segera diselesaikan, sembari mengangkat Direktur yang baru. Yang jelas, kata Hais, siapapun Direkturnya nanti, harus membangun komunikasi yang baik dengan Dinas Kesehatan. Demikian halnya dengan Kepala Dinas. “Bukan hanya rumah sakit Otanaha, tapi rumah sakit Aloei Saboe juga perlu diperhatikan Nuralbar. Jangan kaku dan egois dengan jabatan, banyak nyawa masyarakat yang digantungkan dalam masalah ini,” tutup Hais. (rg-63)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.