
Ganti Gubernur, Sama Dengan Ganti Koki
Ibarat rumah makan yang sudah terkenal, tak sembarang untuk ganti kokinya. Salah ganti, makanannya jadi tak enak, rumah makan pun jadi kolaps. Begitu juga di Pilgub. Demikian, analogi soal pemilihan gubernur, dari kaca mata Hamsia Musa (56) pemilik warung makan di Boalemo.
Pernyataan Hamsia ini, membuat kita sadar, bahwa masyarakat Gorontalo, mau yang ibu-ibu sekalipun sudah cerdas menilai siapa pemimpinnya, dan sudah barang tentu melek dalam hal politik. Bagaimana tidak, Hamsia Musa, yang sehari-harinya sebagai penjual nasi campur dekat jambatan Soeharto, Tilamuta, ternyata kalau bicara politik, lidahnya lancar mulus benar. Tak terlihat gugup samasekali, bagaikan politisi senior bicaranya cerdas walaupun sesekali mengunakan bahasa lokal (Gorontalo-red) demi memperjelas dan mempertegas pernyataanya.
“Ja’otawa tauwewo, te Rusli tamalami-lamito. Debo tiyopo, wanu gantiyalo mogantiya olo lamito (Tidak tahu orang lain, Rusli yang sudah dirasakan. Tetap dia saja, kalau diganti pasti berubah apa yang sudah dirasakan),” kata Hamsia Musa, mengawali perbincangannya ketika wartawan Radar berkesempatan santap sahur di warung Bagadang, warung nasi campur milik keluarga Hamsia Musa, Rabu (29/6) dini hari.
Lanjut cerita, Hamsia mencontohkan pengalamannya selama 16 tahun berbisnis warung makan. Kalau ganti koki atau juru masak, pasti rasanya beda sehingga butuh penyesuaian demi menjaga kualitas dan citarasa hidangan. “Odito olo boito gubernur wau bupati pak. Beda tawuliyo beda olo lamitio (Begitu juga itu gubernur dan bupati pak. Beda orang beda juga rasanya),” ulas Hamsia, sambil menyalakan lilin yang ia gunakan untuk merapatkan plastik pembungkus kacang gorang, salah satu bahan jualannya.
Lamitio (rasanya) yang dimaksud Hamsia, adalah program-program Gubernur Rusli Habibie dan Bupati Rum Pagau yang sudah dirasakan oleh masyarakat Gorontalo saat ini. Seperti empat program unggulan, pendidikan dan kesehatan gratis, pembangunan infrastruktur dan ekonomi kerakyatan. Demikian juga di Boalemo, program PAHAM (Rum Pagau-Lahmudin Hambali) seperti sejuta Kakao dan program sentuhan bagi rakyat miskin, infrastruktur dasar seperti pembukaan akses jalan menunju kantong produksi pertanian dan perbaikan destinasi wisata, seperti Pulo Cinta dan pantai Bolihutuo.
iakhir ceritanya Hamsia mengucapkan dua jempol kepada Rusli Habibie, namun secara pribadi Hamsia menitipkan keluhan pembangunan saluran air di ruas jalan utama (kiri-kanan) depan Bank SulutGo hingga jembatan Soeharto. “Ini kalau musim hujan begini pak, air sampai di dalam warung dan di dalam torang pe rumah. Ini katanya jalan nasional atau jalan provinsi, tapi saya juga tidak tau,” curhat Hamsia malu-malu, sambil menyerahkan sisa uang pembayaran dua vorsi nasi campur. (RG)