Wagub Minta OPD Hindari Penumpukan Program di Akhir Tahun

Wagub menerima penghargaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia atas keberhasilan menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan tahun 2017 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian yang diserahkan oleh Pelaksana Tugas Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Gorontalo

RadarGorontalo.com – Wakil Gubernur Idris Rahim menginstruksikan kepada seluruh OPD untuk memaksimalkan sisa waktu tahun anggaran 2018 yang tinggal 2,5 bulan. “Seluruh OPD harus serius, jangan sampai terjadi penumpukan pelaksanaan program diakhir tahun.

OPD harus memberikan respon cepat terhadap permasalahan di lapangan,” tegas Idris saat memimin Rakorev Triwulan III tahun anggaran 2018, diruang Dulohupa Kantor Gubernur. Selain itu Idris juga meminta kepada OPD Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk segera merealisasikan program kegiatan yang anggarannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

Lebih khusus, Idris berharap sinergitas dan kerja sama Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengawasi optimalisasi Dana Desa, penerima bantuan langsung non tunai, maupun bantuan lainnya agar tepat sasaran, sehingga signifikan dalam menurunkan angka kemiskinan di Provinsi Gorontalo.

Idris mengatakan, pelaksanaan rakorev menjadi momentum yang sangat penting untuk memperkokoh semangat seluruh OPD Provinsi Gorontalo dan kabupaten/kota untuk terus memacu pelaksanaan program kegiatan dalam rangka memajukan pembangunan di Provinsi Gorontalo.

“Sinergitas Provinsi dan Kabupaten/Kota juga sangat penting dalam pengendalian inflasi. Untuk mengendalikan inflasi kita harus senantiasa melakukan operasi pasar, subsidi kebutuhan pokok, serta sidak penyimpangan distribusi elpiji dan bahan bakar minyak,” tambahnya.

Terkait antisipasi dini bencana, Idris Rahim berharap peran Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengawasi dan mengendalikan secara ketat kerusakan hutan, pegunungan, dan daerah aliran sungai.

Wagub mencontohkan perambahan tebing di sepanjang jalan Hati-Hati di Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo, yang dipaksakan menjadi lahan untuk penanaman jagung. “Harusnya perluasan lahan pertanian ini benar-benar kita verifikasi guna menghindari terjadi bencana alam. Demikian pula halnya dalam pengembangan destinasi wisata, jangan menyimpang dari filosofi masyarakat Gorontalo, yaitu Adat Bersendikan Sara dan Sara Bersendikan Kitabullah,” tutupnya. (RG-25)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.