Waspada Bencana, Kabupaten/Kota Siapkan Jalur Evakuasi

RadarGorontalo.com – Berkaca dari tragedi di Palu – Dongala Sulawesi Tengah, sudah sepatutnya masyarakat Provinsi Gorontalo waspada. Wilayah pesisir utara Gorontalo, hingga pesisir selatan Teluk Tomini, dianggap rawan dan berpotensi terjadi sesar. Pemahaman soal mitigasi bencana, hingga penyiapan jalur evakuasi jika terjadi bencana, adalah hal yang penting. Sayang, pemahaman soal dual itu masih minim di masyarakat, bahkan belum semua daerah memiliki jalur evakuasi resmi.

Seperti diungkapkan Kepala BPBD Pohuwato Ramon Abdjul. Menurutnya, musibah gempa bumi dan tsunami belum ada alat satupun di dunia ini yang bisa mendeteksi kapan terjadinya. Tetapi apa yang terjadi di Palu, Donggala dan Sigi itu, karena potensi gempanya begitu besar sehingga memicu terjadinya gelombang tsunami. Jadi, tsunami itu bisa dideteksi ketika terjadi gempa diatas 6,0 SR.

Sikap pemerintah daerah menghadapi bencana, pertama akan menggalakkan tentang mitigasi bencana yaitu upaya terhadap pengurangan resiko bencana baik dari segi bangunan maupun dari segi pemahaman masyarakat bagaimana menghadapi sebuah bencana agar dapat mengeliminir korban yang berjatuhan.

Hampir disemua kecamatan, bekerjasama dengan mahasiswa KKS salah satu yang dibangun adalah tempat evakuasi penyelamatan diri ketika terjadi gempa dan tsunami.

Misalnya pantai pohon cinta, langkah pertama ketika merasakan gempa bumi yang kencang, langkahnya berlari ke arah selatan menuju dataran tinggi jalan ke arah gunung Pani. Kalau terlalu mendesak, boleh mencari gedung tinggi salah satu masjid agung ada lantai 2 dan kantor BPBD agak tinggi atau mencari tempat yang tinggi dan jauh dari jangkauan tsunami. Kurang dari 5 menit kita harus mencari tempat yang lebih tinggi.

Boalemo Belum ada Jalur Evakuasi

Wabup Anas Yusuf mengatakan, Kabupaten Boalemo memiliki wilayah sangat terbuka dengan pantai. Mulai dari Kecamatan Mananggu, Botumoito, Tilamuta, Dulupi dan Paguyaman Pantai. “Saya kira di Boalemo banyak tempat-tempat yang aman jika terjadi tsunami. Disini tidak ada tempat yang disebut jalur evakuasi. Namun yang terpenting adalah, bagaimana kita warga Boalemo waspada dini terhadap bencana yang terjadi,” tutup Wabup Anas Jusuf.

Salah satu langkah pemerintah mengantisipasi hal itu dengan cara memaksimalkan sosialisasi dan pengetahuan soal mitigasi bencana di masyarakat. Bahkan pemerintah daerah sendiri, menaruh perhatian serius mengenai informasi tentang adanya kerawanan di wilayah bagian utara, selatan dan barat Gorontalo. ” Tadi waktu kita kumpul di Posko pengumpulan bantuan ke Palu-Donggala, sudah disampaikan informasi waspada tsunami dari BMKG. Kita berharap informasi ini disosialisasikan kepada warga terutama yang rumahnya dipinggir pantai,” ungkap Wabup Anas, saat dikonfirmasi, Senin (2/10).

Gorut Bentuk Destana

Sementara itu, bagi pihak BPBD Gorontalo Utara dalam mengantisipasi jikalau terjadi musibah yang sama menimpa Sulteng. Sebagai daerah yang bergaris pantai terpanjang di Indonesia timur, penanggulangan bencana seperti Tsunami, Gempa dll sudah dilakukan pelatihan pelatihan. ” Kami selalu memberikan edukasi bencana kepada masyarakat, yang dinamakan Destana, Desa Tangguh Bencana. Dan itu sudah berjalan setiap tahun.  Kami ada untuk itu, ” tukas Kaban BPBD Nurhadi Rahim.

Di pendidikan atau Edukasi itu ada semacam simulasi bencana (untuk semua jenis bencana), hingga pula apa dan bagaiamana yang harus kita lakukan, sebelum dan sesudah. Disitu pula membaca tanda-tanda alam, bagaiamana menuju titik evakuasi, semuanya sebagai bentuk antisipasi hingga meringankan bencana yang menimpa kita sudah lakukan itu disetiap kecamatan. ” Bahkan kami juga melakukannya disekolah sekolah untuk Destana ini,” tutup Nurhadi. (rg-58/45/53)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.